2025/03/26

Kepercayaan Marapu dan Ritual Wulla Poddu: Tradisi Sakral di Pulau Sumba

Marapu

Oleh : Hutri Tena Bolo, Prodi PPKn
Universitas PGRI Kanjuruhan Malang


Dbinstitute.id - Pulau Sumba, yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu pulau di Indonesia yang dikenal dengan keindahan alamnya yang memikat banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. 


 kepercayaan tradisional masyarakat Sumba yang meyakini adanya arwah leluhur



Selain pesona alam, Sumba juga menawarkan keragaman adat dan budaya yang masih sangat kental, tercermin dari berbagai kampung adat yang tersebar di wilayah pulau ini. Potensi tersebut dimanfaatkan dengan baik, menjadikan Sumba sebagai daya tarik besar bagi para wisatawan.


Keberagaman sektor pariwisata di Pulau Sumba memberikan peluang yang signifikan untuk meningkatkan minat masyarakat dari berbagai daerah, karena banyak pilihan destinasi yang ditawarkan. 


Di antara potensi pariwisata yang ada, wisata desa menjadi salah satu fokus utama pengembangan, mengingat desa-desa di Sumba memiliki sumber daya lokal yang melimpah, baik dalam bentuk objek wisata, budaya, maupun kearifan lokal. 


Namun, perhatian terhadap pengembangan pariwisata yang berkelanjutan masih kurang, menyebabkan banyak tempat wisata tidak berkembang dengan baik karena kurangnya dukungan dari pemerintah desa.


Di sisi lain, Sumba juga dikenal dengan tradisi adat istiadat yang masih terjaga hingga saat ini, diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat Sumba mayoritas menganut kepercayaan Marapu, yang mengajarkan bahwa kekuatan sepenuhnya terdapat pada nenek moyang mereka. 


Meski budaya luar masuk ke dalam kehidupan masyarakat Sumba, hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk menjalankan tradisi tersebut. Sebaliknya, pengaruh budaya luar ini justru menjadi motivasi bagi masyarakat yang menganut kepercayaan Marapu untuk terus melestarikan tradisi mereka.


Salah satu tradisi yang tetap dipertahankan oleh penganut kepercayaan Marapu adalah ritual Wulla Poddu. Marapu sendiri merupakan kepercayaan asli Nusantara yang telah lama dianut oleh masyarakat Pulau Sumba.


 Masyarakat yang tidak menganut enam agama resmi di Indonesia umumnya mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Marapu. 


Mereka percaya bahwa untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta, diperlukan perantara berupa Marapu atau arwah nenek moyang. Melalui upacara ritual seperti pengorbanan hewan, Sang Pencipta akan menyampaikan keinginan dan jawaban kepada manusia melalui Marapu.


Ritual Wulla Poddu memiliki peran penting dalam memberikan pedoman dan petunjuk bagi masyarakat penganut Marapu dalam berbagai aspek kehidupan selama periode tertentu. 


Oleh karena itu, Wulla Poddu telah menjadi ritual rutin yang dilaksanakan, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Khaliq Semesta, yang lebih umum dikenal dengan sebutan Tuhan Yang Maha Esa. Wulla Poddu berasal dari kata wulla yang berarti bulan dan poddu yang berarti pahit. Secara harfiah, Wulla Poddu dapat diartikan sebagai bulan pahit.


 Istilah pahit ini merujuk pada serangkaian larangan dan ritual yang harus dipatuhi selama bulan tersebut. Pada dasarnya, Wulla Poddu adalah bulan suci yang penuh makna. Selama Wulla Poddu, yang berlangsung antara bulan Oktober dan November setiap tahun, ada berbagai ritual adat yang dilaksanakan.


 Beberapa di antaranya bertujuan untuk memohon berkat, ada yang sebagai ungkapan rasa syukur, ada pula yang menceritakan asal-usul nenek moyang, dan tidak sedikit yang menggambarkan proses penciptaan manusia.

Postingan Terkait