Pemahaman Dasar Katekese: Pengajaran dan Pendalaman Iman Kristen
Pemahaman Dasar Katekese
Oleh Eugene Mario W., Katekes Keuskupan Bandung
Berbicara mengenai katekese, kita perlu terlebih dahulu mengerti pengertian katekese.
Katekese memiliki arti asli: membuat gema, menyebabkan sesuatu bergaung. Kata katekese juga sering digunakan dalam Alkitab, identik dengan kata diajarkan, mengajar, dan pengajaran dalam jalan Tuhan.
![]() |
Pemahaman Dasar Katekese |
Dalam konteks ini, kita dapat memahami katekese sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman agar seorang Kristen semakin dewasa dalam iman akan Yesus Kristus.
Melalui definisi tersebut, kita dapat memahami bahwa katekese ditujukan untuk orang-orang yang sudah dibaptis ditengah sesama umat Kristen.
Selain sebagai pengajaran dan pendidikan iman, dalam sejumlah referensi, katekese juga dapat dipahami sebagai ilmu, yang setara dengan ilmu pastoral atau ilomu teologi. Dalam hal lain, terlebih dalam lingkup Gereja, kita sering mendengar kata katekis.
Katekis sendiri merupakan sebutan atau panggilan seseorang pembina iman umat di paroki. Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, sering dikenal atau diidentikan sebagai guru agama.
Bila berpijak pada pengertian dasar katekese diatas, serta dari referensi akademis, dapat ditemukan tiga tugas utama katekese: pertama katekese bertugas untuk memberitakan sabda Allah, mewartakan Kristus.
Artinya seluruh isi sabda Allah dalam Kitab Suci yang kita baca, berisi kabar penyelamatan Allah terhadap manusia dari dosa melalui wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Sebab, dalam pribadi Kristus berpuncak seluruh kepenuhan wahyu Allah, bahkan Yesus sendiri merupakan Sabda Allah yang menjadi Manusia.
Maka dapat dikatakan pusat katekese ialah pewartaan akan Yesus Kistus atau katekese harus bersifat kristosentris. Kedua, katekese bertugas untuk mendidik umat untuk semakin beriman.
Artinya, katekese sebagai sarana untuk membantu umat terpikat dalam diri Allah, yang berpusat dalam pewartaan Yesus Kristus, dengan tujuan agar umat semakin terdorong untuk menghayati dalam hidup, apa yang menjadi kehendak Allah.
Maka, dalam proses berkatekese terdapat tiga komponen penting, yakni kognitif, afektif dan operatif.
Artinya dalam berkatekese terdapat penyajian agar umat semakin yakin dan bertanggung jawab secara pribadi akan imannya (kognitif).
Selain itu, penghayatan umat akan Allah dan Gereja semakin berkobar untuk bakti, bersembah dan bersyukur (afektif).
Dan, dalam berkatekese, umat diberi contoh atau didorong untuk mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari (operatif).
Ketiga, katekese bertugas untuk mengembangkan Gereja. Artinya, perkembangan Gereja sangat erat kaitannya dengan usaha berkatekese menyebarkan sabda penyelamatan Allah kepada manusia, terlebih umat-Nya.
Gereja ada, berkembang dan tersebar luas oleh karena aktivitas kateketis.
Perkembangan katekese di Indonesia dimulai dari Tahun 1977, dimana Komisi Kateketika Indonesia mengadakan pertemuan keteketik nasional, yang diikuti utusan dari seluruh Indoneisa.
Dalam pertemuan pertama tersebut, pembahasn utamanya ialah mencari dan membahas arah katekese di Indonesia. Kemudian disepakatilah sebutan katekese bercorakkan Indonesia disebut Katekese Umat.
Katekese umat dapat dipahami sebagai katekese yang dilakukan dari dan untuk umat, berdasarkan konteks umat setempat, namun tetap berdasar pada Yesus Kristus.
Dalam porosesnya, yang berkatekese adalah umat sendiri, sedangkan pembina atau fasilitator ada untuk memperlancar dan mengarahkan.
Dalam prosesnya, kurang (ada namun tidak banyak) ditekankan pengajaran atau pengetahuan iman, namun lebih banyak menekankan pada membagikan penghayatan pengalaman iman umat akan Yesus Kristus, sesuai dengan bacaan Kitab Suci yang didengar dalam proses katekese.
Harapannya adalah agar iman umat dapat semakin diperteguh, dapat bertobat dan tumbuh niat-niat untuk hidup lebih suci, yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari ditengah masyarakat.