2025/03/20

Pepatah Jawa: Filosofi, Fungsi, dan Nilai dalam Kehidupan Masyarakat

PEPATAH JAWA: FILOSOFI, FUNGSI, DAN NILAI

Gatot Sarmidi


Masyarakat Melayu, Bali, Jawa dan beberapa masyarakat adat Nusantara memiliki pepatah sebagai salah satu khasanah kesusastraan lama yang mereka miliki. Pepatah pada umumnya memiliki fungsi sosiokultural sebagai strategi membangun ketahanan budaya, juga sebagai strategi menciptakan keharmonisan hidup dalam bermasyarakat.

 

Pepatah Jawa

Pepatah sendiri termasuk unen-unen, yakni ungkapan lisan yang sifatnya turun temurun, berpola, dan disebarluaskan dari mulud ke mulud.

 

Jika diperhatikan dari bagaimana unen unen itu disampaikan. Masyarakat Jawa mengenal, paribasan, bebasan, dan saloka. Sementara, pepatah merupakan bagian di antara ketiga ungkapan itu. Termasuk di dalamnya juga, nasihat, pantang larang, gugon tuhon, dan sesanti atau semboyan.

 

Urip iku urup (Hidup itu hendaknya memberi manfaat),Becik ketitik, ala ketara(Perbuatan baik akan dikenali, sedangkan perbuatan Aja gumunan, aja getunan  ungkapan untuk mengajarkan untuk tidak mudah terheran-heran atau menyesal, mencerminkan sikap buruk akan tampak, Aja dumeh (jangan sok-sokan), Aja adigang, adigung, adiguna (jangan menyombongkan diri karena kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian) merupakan contoh pepatah dalam bahasa Jawa yang sering didengar dan mudah dikenal.

 

Beberapa pepatah berdiri sebagai ungkapan langsung, beberapa yang lain sebagai pepindan karena sifatnya yang metaforis dan memiliki teges entar (makna konotasi) utama ungkapan tradisional yang tidak langsung.

 

Bagi orang Jawa, pepatah memiliki fungsi yang beragam. Tidak saja pepatah dapat dijelaskan secara mendalam dan mengakar hingga secara filosofis, pepatah berfungsi sebagai sebuah pemahaman yang dijadikan pandangan hidup. Nasihat yang mampu menjadi ajaran hingga dijadikan semacam ideologi bagi sebagian orang Jawa. Pepatah dipercaya sebagai ungkapan yang baik untuk mendidik, membangun moralitas, dan budi pekerti. Sehingga, pepatah Jawa memiliki fungsi edukatif terutama dalam relevansinya untuk pendidikan karakter dan pendidikan nilai.

 

Melalui pepatah jer basuki mawa bea (setiap usaha baik membutuhkan modal dan usaha) merupakan contoh yang dijadikan sesanti provinsi dan masyarakat Jawa Timur. Pepatah itu merupakan contoh pepatah yang secara filosofis bernilai budaya dan pendidikan. Tak hanya semboyan, tapi dengan pepatah masyarakat Jawa Timur memiliki karakter kerja keras, rasional, tanggung jawab, konsisten, kuat, tatag teteg tangguh, peduli, ulet,  dan santun dalam menjalani hidup secara individu atau bermasyarakat.

 

Pepatah Melayu pun sama atau beberapa pepatah di daerah lain juga memiliki fungsi yang tidak berbeda dengan pepatah yang ada di Jawa. Pepatah dijunjung tinggi oleh masyarakat adat. Keberadaannya dianggap sebagai kearifan lokal masyarakat setempat. Misalnya, sinte mungerje sebuah pepatah Gayo masyarakat Aceh Tengah pepatah yang berfungsi untuk mengajarkan nilai-nilai tradisi dan budaya serta secara adat nilai-nilai melekat dari nilai kehidupan masyarakat setempat. Pepatah Melayu, lain ladang lain ilalang sepadan dengan pepatah Jawa desa mawa cara, negara mawa tata, lain tempat adat istiadat dan tata caranya berbeda-beda sehingga bagi masyarakat multikultural, saling menghormati dan saling menghargai itu penting sekali.

 

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh atau rukun agawe santosa, crah agawe bubrah kedua pepatah yang searti ini menunjukkan bahwa pepatah berfungsi untuk mengendalikan konflik etnis dengan tujuan terciptanya fungsi keharmonisan hidup. Secara nasional, pepatah yang sifatnya kedaerahan selain sebagai pemertahanan budaya berperan terhadap fungsi ketahanan nasional. Secara ideologis, pepatah yang ada di dalam kehidupan masyarakat adat dan berkearifan lokal tersebut berperan dalam mengukuhkan konsep persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana entitas masyarakat Indonesia yang berbineka tunggal ika.

 

Penulis: Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd  dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas PGRI Kanjuruhan Malang


Postingan Terkait