Versöhnung: Rekonsiliasi dalam Kenangan
![]() |
Rekonsiliasi dalam Kenangan |
Versöhnung
Ooohhh ....
Ku menembus ruang dan waktu
Terjalin gelak tawa, sedih dan merayu
Bersanding bersama dirinya
- Rio Clappy
Tubuhnya kejang. Anak bungsunya berusaha menenangkannya, Pa,
istighfar, Pa. Istighfar. Ujarnya berulang sambil berlinang air mata. Isteinya
menepuk-nepuk pundaknya sambil menangis.
Aku hanya bisa terdiam. Berdiri mematung di ujung bed ruang
IGD saksikan itu semua. Waktunya sudah dekat. Hanya menghitung hari.
Besok, jika tak dioperasi maka Bapak akan meninggal. Ucap
dokter syaraf yg menangani. Darah sudah memenuhi kedua sisi otaknya. Sambungnya
sambil menunjukkan hasil foto CT-Scan.
Pernah di suatu waktu hubungan kami tak baik2 saja. Kau bagaikan musuh bagiku. Tak ingin
aku berada seruangan denganmu. Apalagi berdekatan. Aku selalu menghindarimu.
Bukan karena kau menyeramkan, berperilaku jahat ataupun suka marah.
Tidak. Bukan karena itu. Tapi karena kau selalu membicarakan
kepercayaan kita yang berbeda dan itu yang buatku enggan.
Waktu pun berlalu. Aku harus pergi dan kitapun terpisah
ruang dan waktu. Pada suatu saat di mana seolah berbagai macam masalah dan
pertanyaan eksistensi mengepungku, yg membuatku merasa tertekan dan bimbang dan
butuh seorang untuk mendengar keluh kesah,
entah mengapa kau orang yg kuingat.
Akupun menelponmu dan kitapun saling bercerita. Di ujung
perbicangan aku mintamu unt mendoakanku. Dan jawabmu itulah yg membuatku sadar
bahwa selama ini aku telah salah menganggapmu sebagai musuh.
Katamu: sehabis Sholat, Papa selalu mendoakanmu Nak,
mendoakan keselamatanmu, kesehatanmu, kebahagiaan dan juga kesuksesanmu. Selalu
Nak. Selalu.
Sejak saat itu, aku menyadari kesalahanku dan mohon ampun
pada Tuhan. Perlahan luka batin yang ditimbulkan dari amarah yang terpendam
itupun sembuh.
Setiap kali telpon ataupun berkirim surat, aku bisa
bercerita apa saja kepadamu tanpa ada rasa enggan. Aku telah berdamai dengan
musuhku yg juga Papaku.
Berdamai, mengadakan perdamaian atau rekonsiliasi dalam
bahasa Jerman berarti Versöhnung dan kata sohn (anak laki-laki) sebagai kata
dasarnya.
Jadi Versöhnung bisa diartikan sebagai: menjadikan sebagai
anak laki-lakk. Kata ini mengacu pada kisah anak yang hilang dalam Evangelium.
Itu pula yang aku rasakan saat itu. Saat luka batinku sembuh
dan bisa berdamai denganmu.
Aku merasa sebagai seorang anak yang hilang, yang dengan
berbagai macam masalah pulang dan kau menybutnya, memeluknya, mengadakan pesta dan menerima
kembali sebagai anakmu.
Anakku pulang. Anakku pulang. Anakku yg pergi dan hilang
kini telah pulang kembali.
Aku hanya terdiam. Berdiri mematung. Aku sadar kau berada di
penghujung waktu. Akupun siap melepasmu pergi. Dan 10 hari kemudian, di pagi
itu kaupun pulang ke keabadian. ke
tempat di mana tak ada lagi rasa sakit dan duka lara.
Beristirahatlah dalam damai, Pa.
Du fehlst mir.
Oooohhh
Ku menembus ruang dan waktu
Terjalin gelak tawa, sedih dan merayu
Bersanding bersama dirimu