The Power of Reading
![]() |
The Power of Reading |
Pegiat Literasi, Labuan Bajo, Flores
Dbinstitute.i - dOrang yang bermindset tumbuh cenderung lebih suka proses
daripada hasilnya dan siap untuk berkembang, suka belajar hal hal baru, suka
tantangan karena tantangan bagi orang yang bermindset tumbuh adalah kesempatan
untuk berkembang, kesempatan untuk menyelesaikannya. Orang yang bermindset
tumbuh apabila mendapati kegagalan atau kemunduran, dia tidak akan putus asa
justru itu memberi motivasi, memberi banyak pelajaran. Kegagalan atau
kemunduran adalah panggilan untuk bangkit.
Bagi orang yang bermindset tumbuh usaha dan belajar adalah
segalanya diatas bakat, karena yang dilihat adalah prosesnya bukan hasilnya.
Nasib seseorang tidak ditentukan oleh dia menang atau kalah, tetapi apakah dia
mau berusaha mencapai sesuatu dengan seluruh pontensinya yang dimilikinya atau
tidak.
Memiliki mindset tetap ataupun mindset tumbuh menurut saya
adalah pilihan kita, tidak peduli darimana kita berasal, bagaimana masa lalu
kita, asal usul kita. Satu-satunya cara supaya mindset kita berubah adalah
dengan membaca. Membaca bisa membuat otak lebih terasah, membuat kita berpikir
secara rasional, tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, menurunkan ego,
dan menurut saya yang paling penting adalah selalu menemukan alasan dalam
mencapai tujuan.
Kalo kata ibu Najwa shihab kita hanya perlu satu buku untuk
mengcintai buku, maka carilah buku tersebut, dan itu terjadi dalam diri saya.
Pada zaman SD sampe SMP saya malas sekali membaca buku. Buku yang saya baca itu
hanya buku pelajaran dan dibaca ketika ada ulangan atau ujian. Masuk SMA saya
sudah mulai suka membaca buku, walaupun masih buku pelajaran tetapi setiap
hari, hingga pada suatu hari saat ada acara di sekolah, saya punya teman
menawarkan saya untuk membaca novelnya, awalnya saya tolak tetapi dia tetap
gigih dan berkata rugi kalau tinggal di asrama tetapi tidak suka membaca novel,
dan dia juga bilang sekalinya kamu suka membaca novel maka kamu akan susah
melepaskannya, dan itu bena.
Mulai saat itu saya selalu baca novel setiap harinya, dan
saya mulai berpikir kalo membaca novel saja itu tidak cukup. Hingga suatu hari
ayah saya berkata, cara kita memahami bacaan novel, bacaan buku motivasi
kehidupan dan bacaan sabda Tuhan itu berbeda, dan itupun benar. Ketika saya
membaca novel maka saya akan menganalisis dan memahami isinya untuk diri saya
sendiri, ketika saya membaca buku motivasi kehidupan maka saya akan
menganalisis dengan baik setelah membacanya agar saya bisa menyampaikan kepada
diri saya sendiri dan orang-orang di sekitar, namun ketika saya sedang membaca
bacaan di Gereja saya merasa bahwa apa yang saya saya baca itu bisa terdengar
dengan jelas, baik dari penyebutan kata katanya maupun tanda baca supaya apa
yang saya baca bisa dipahami oleh umat.
Indonesia menempati peringkat rendah dalam minat membaca
dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Data UNESCO menunjukkan bahwa
hanya 0,001℅ masyarakat Indonesia yang rajin membaca yang berarti hanya ada 1
dari 1000 orang yang suka membaca. Sebagai anak muda dan generasi, saya mau
menyampaikan jadilah satu orang dari seribu orang tersebut, tidak harus semua
buku tetapi cukup temukan satu buku supaya jatuh cinta dengan buku lainnya.
Jadi, menurut saya memiliki hobi membaca adalah hal yang
perlu diusahakan oleh setiap orang, apalagi di era modern sekarang dengan
berbagai masalah yang terjadi dan dihadapi, agar tidak mudah menghakimi maka
satu-satunya cara adalah membaca dan menyimak dengan baik, baik teorinya
maupun kejadiannya.